Maskapai penerbangan murah Lion Air kembali dikomplain penumpangnya.
Kali ini, salah satu penumpang Lion Air mengadukan pelayanan maskapai tersebut ke Dirjen Perhubungan Udara karena salah satu pilotnya telah melecehkan dan membuat penumpang tidak nyaman selama penerbangan.
Sang pilot dari maskapai bernomor JT 990 rute Surabaya-Denpasar itu disebut menawarkan pramugari janda kepada penumpang sebagai kompensasi keterlambatan terbang.
Penumpang yang membuat laporan ke Dirjen Perhubungan Udara ini tertulis atas nama Lambertus Maengkom.
Kepala Humas Lion Air Andy Saladin mengaku belum menerima laporan mengenai kasus tersebut.
Namun ia menyebutkan pihaknya akan melakukan investigasi mendalam dan bila benar kejadiannya, pilot tersebut akan mendapat sanksi tegas.
"Belum, kami belum terima laporannya. Kami baru dengar ini," ujar Humas Lion Air, Andy Saladin pada Senin (16 /11/2015) malam.
Andy mengatakan, pihak Lion Air tidak akan tinggal diam, dan akan mengusut kebenaran laporan tersebut.
"Yang pasti kami akan lakukan investigasi. Bila memang benar,pilot bersangkutan akan diberomi sanksi tegas, " kata Andy.
Dari informasi yang diterima Warta Kota, insiden ini terjadi pada 14 November lalu.
Kala itu, Lambertus dan penumpang lainnya terkejut bukan kepalang saat mendengar pilot pesawat menawarkan pramugari janda lewat speaker pesawat.
"Kami ingin menanyakan kepada Dirjen Perhubungan, apakah merupakan standar prosedur seorang pilot maskapai Lion Airmenawarkan staff pramugari berstatus janda kepada penumpang berkali-kali lewat microphone, " tulis Lambertus dalam aduannya di website bandara.web.id pada 15 November pukul 10.46 kemarin.
Keanehan perangai pilot Lion Air JT 990, lanjut Lambertus, rupanya tidak sampai disitu saja. Saat pesawat lepas landas, dari speaker pesawat terdengar suara mendesah.
"Terdengar suara aneh dan mendesah selama penerbangan. Ini membuat penumpang ketakutan dan bertanya-tanya apakah pilot dalam kondisi tidak sehat, mabuk, atau dalam pengaruh narkoba, " tulis Lambertus lagi.
Saat pesawat mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar, para penumpang yang penasaran pun menunggu di depan pesawat untuk bertemu pilot.
"Tapi pilot tidak mau bertemu dengan kami. Malah tertawa-tawa, dan mengangkat tangannya seperti menantang, " katanya lagi.
Hal ini pun sangat disesali Lambertus dan penumpang lainnya. Dibawa terbang oleh pilot seperti itu, nyawa mereka jelas jadi taruhannya.
"Pihak bandara dan petugas Lion Air pun enggan memberitahu nama sang pilot. Adalah sangat memalukan jika Lion Air memiliki pilot yang menjalani standar prosedur seperti itu. Demi keselamatan pengguna layanan penerbangan, kami menunggu respon balik," katanya lagi. (wartakota)