12 CARA MINUMAN BERSODA MERUSAK TUBUH ANDA


Tahukah Anda jika terlalu banyak konsumsi minuman bersoda bisa menyebabkan kerusakan pada sejumlah bagian tubuh. Berikut penjelasannya:
1. Kerusakan Otak.
Jika minuman bersoda tercampur dengan bahan pewarna makanan, kadar pemanis buatan dalam soda akan berubah menjadi racun untuk sel otak Anda.
2. Gigi Sensitif.
Kandungan fosfor dan asam citric dalam soda tercatat memiliki kadar pH balance yang tinggi di mulut. Akibatnya akan menyebabkan gigi keropos.
3. Ruam Kulit.
Beberapa jenis minuman bersoda mengandung zat flame-retardant brominated vegetable oil (BVO), sebuah kandungan kimia yang kerap dihubungkan sebagai penyebab ruam dan juga kelainan syaraf.
4. Darah Kental.
Mengkonsumsi satu gelas soda per hari bisa meningkatkan angka triglycerides sebanyak 30 persen dan bisa mengeraskan arteri.
5. Kanker Payudara.
Lapisan BPA di minuman bersoda bisa merusak hormon yang dapat menimbulkan potensi kanker payudara.
6. Berat Badan.
Sebuah studi yang sudah berlangsung selama 10 tahun menyebutkan bahwa orang yang meminum 2 gelas diet soda dalam sehari akan mengalami peningkatan ukuran pinggang sebanyak 500 persen!
7. Metabolisme Rusak.
Meminum 1 gelas soda setiap hari akan meningkatkan resiko kerusakan metabolisme tubuh sebanyak 36 persen. Sementara itu resiko diabetes pun dijamin akan meningkat 67 persen.
8. Penuaan Dini.
Kandungan phosphat dan asam phosphor bisa memendekkan umur Anda.
9. Batu Ginjal.
Kandungan berbahaya di minuman bersoda bisa meningkatkan resiko Anda mendapatkan batu ginjal. Bahkan jika minum minuman bersoda secara rutin, resikonya akan meningkat sebanyak 33 persen.
10. Kanker Prostat.
Pria yang meminum minuman bersoda satu botol per hari bisa meningkatkan resiko kanker prostat sebanyak 40 persen.
11. Masalah Buang Air Kecil.
Meminum 1 gelas soda per hari bisa meningkatkan masalah buang air kecil atau urinasi. Termasuk kegiatan buang air kecil berlebihan di malam hari.
12. Jangka Panjang.
Jika rutin mengkonsumsi minuman bersoda setiap hari, maka akan menimbulkan gangguan mental jangka panjang seperti depresi, cenderung berkelakuan kasar serta tentu saja kematian.