Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan sang Pencipta. Setiap pasangan yang sudah menikah pasti mendambakan kehadiran anak di tengah-tengah mereka. Akan tetapi, tak semua pasangan dengan cepat dikaruniai seorang anak. Mereka harus sabar menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkannya.
Seperti hal nya pasangan Happy Ayunita Mahardina (32) dan Heru Kunadi (34), sudah lima tahun menikah mereka belum juga dikaruniai keturunan. Hingga akhirnya pasangan ini memutuskan untuk mencoba bayi tabung.
Bagaimana cerita Happy melakukan bayi tabung agar memperoleh keturunan? Berikut rangkuman ceritanya:
1.
Happy pernah lakukan bayi tabung 3 kali tapi gagal
Lima tahun tak dikaruniai seorang anak, tak mematahkan semangat pasangan Happy Ayunita Mahardina (32) dan Heru Kunadi (34) untuk berusaha memperoleh keturunan. Langkah memiliki anak dengan cara bayi tabung akhirnya ditempuh oleh pasangan ini.
Meskipun mengeluarkan biaya tak sedikit dengan cara itu, mereka rela demi melengkapi bahtera rumah tangganya. Pertama kali melakukan bayi tabung pada Januari 2013, namun sayang, bayi tabung mereka yang pertama gagal.
Tak putus asa, Happy pun mencoba lagi pada bulan Februari 2013 hasilnya sama masih gagal. Kemudian Maret di tahun yang sama kembali mencoba bayi tabung dan sama juga masih gagal.
Meskipun mengeluarkan biaya tak sedikit dengan cara itu, mereka rela demi melengkapi bahtera rumah tangganya. Pertama kali melakukan bayi tabung pada Januari 2013, namun sayang, bayi tabung mereka yang pertama gagal.
Tak putus asa, Happy pun mencoba lagi pada bulan Februari 2013 hasilnya sama masih gagal. Kemudian Maret di tahun yang sama kembali mencoba bayi tabung dan sama juga masih gagal.
2.
Sebelum lahirkan bayi kembar 4, Happy berdoa di Mekkah minta 4 anak
Usaha pasangan suami-istri itu untuk mendapatkan momongan tak henti-hentinya. Selain mencoba bayi tabung tiga kali, mereka juga pergi ke tanah suci Mekkah pada akhir 2013 lalu.
Saat di Mekkah, dia berdoa agar segera mendapatkan momongan. Tak tanggung-tanggung dia memohon kepada Allah SWT diberikan empat anak.
"Di keluarga ku itu rame, kita ada empat bersaudara, jadi pengen punya anak banyak juga. Aku berdoa di sana minta anak empat," katanya pada merdeka.com di RS Sarjito..
Beberapa bulan pulang dari tanah suci, dia dan suaminya pun kemudian kembali memutuskan untuk mencoba lagi bayi tabung. "Kita udah pasrah, coba lagi ini untuk terakhir kali," ujarnya.
Tanpa memberi tahu orang tua dan saudara, dia dan suaminya berangkat ke Surabaya saat awal bulan puasa 2014. Mereka mencoba membuat bayi tabung di RS Siloam Surabaya.
"Aku browsing, nonton berita, itu si Inul bisa dapat anak di Siloam, Jonatan Frizzi juga dapat kembar di sana. Akhirnya kita putuskan ke sana," jelasnya.
Sebulan di Surabaya, mereka mendapat kabar menggembirakan. Happy tidak datang bulan. Setelah diperiksa, di dalam rahimnya tumbuh empat janin bayi.
"Padahal yang disuntikkan ada tiga, tapi jadinya empat," tambahnya. Dia pun teringat doanya saat di tanah suci.
"Oh iya saya minta empat anak, nggak sangka langsung di kasih empat bruk, kembar, senang, kaget. Keluarga juga nggak ada yang menyangka semua," tandasnya.
Saat di Mekkah, dia berdoa agar segera mendapatkan momongan. Tak tanggung-tanggung dia memohon kepada Allah SWT diberikan empat anak.
"Di keluarga ku itu rame, kita ada empat bersaudara, jadi pengen punya anak banyak juga. Aku berdoa di sana minta anak empat," katanya pada merdeka.com di RS Sarjito..
Beberapa bulan pulang dari tanah suci, dia dan suaminya pun kemudian kembali memutuskan untuk mencoba lagi bayi tabung. "Kita udah pasrah, coba lagi ini untuk terakhir kali," ujarnya.
Tanpa memberi tahu orang tua dan saudara, dia dan suaminya berangkat ke Surabaya saat awal bulan puasa 2014. Mereka mencoba membuat bayi tabung di RS Siloam Surabaya.
"Aku browsing, nonton berita, itu si Inul bisa dapat anak di Siloam, Jonatan Frizzi juga dapat kembar di sana. Akhirnya kita putuskan ke sana," jelasnya.
Sebulan di Surabaya, mereka mendapat kabar menggembirakan. Happy tidak datang bulan. Setelah diperiksa, di dalam rahimnya tumbuh empat janin bayi.
"Padahal yang disuntikkan ada tiga, tapi jadinya empat," tambahnya. Dia pun teringat doanya saat di tanah suci.
"Oh iya saya minta empat anak, nggak sangka langsung di kasih empat bruk, kembar, senang, kaget. Keluarga juga nggak ada yang menyangka semua," tandasnya.
3.
Dokter sempat sarankan bayi di kandungan Happy dikurangi
Mengandung empat bayi dalam waktu yang bersamaan bukanlah perkara mudah. Hal tersebut dibenarkan oleh Happy Ayunita Mahardina (32) yang baru saja melahirkan empat bayi tabung kembar pada 26 Januari lalu.
Kondisi itu sempat membuat dokter menyarankan Happy untuk mengurangi satu bayinya. Sebab, salah seorang bayi terhimpit oleh tiga bayi lainnya di bagian paling bawah rahim.
"Dokter sempat bilang ya kalau dikurangi gimana? Karena resikonya juga besar. Tapi aku bilang kalau bisa jangan, aku nggak mau, ini anak yang udah dititipkan Allah ke aku," kata Happy pada merdeka.com di RS Sarjito.
Akhirnya dengan berbagai syarat, Dokter memperbolehkan bayi tersebut dipertahankan.
"Harus intensif, berhati-hati, dilarang ini itu, bed rest pokoknya. Aku bilang aku sanggup, pasti bisa," ujarnya.
Sejak hamil dua bulan, Happy sudah meninggalkan semua pekerjaannya. Dia juga mematikan hanphonenya beberapa bulan. Supaya dia tidak kehilangan kontak dengan teman-teman, saudara dan rekan kerjanya, dia selalu mengupdate informasi kesehatannya lewat facebook.
"Aku tulis di status facebook, kalau ada perlu silahkan kontak suami saya. Jadi kalau ada apa-apa aku nggak kepikiran, suami yang urus, nanti dia sampaikan ke aku, seperlunya aja," jelasnya.
Usaha kerasnya untuk tidak bersibuk-sibuk dengan pekerjaan membuahkan hasil. Keempat bayinya bisa lahir dalam keadaan sehat tanpa kekurangan satu apapun.
"Jujur saja aku kan belum pernah hamil satu anak, ini langsung dapat anak empat, bayangin empat, senangnya. Nggak sia-sialah selama berbulan-bulan menahan diri untuk nggak ke mal atau kerja dan lainnya," urainya.
Kondisi itu sempat membuat dokter menyarankan Happy untuk mengurangi satu bayinya. Sebab, salah seorang bayi terhimpit oleh tiga bayi lainnya di bagian paling bawah rahim.
"Dokter sempat bilang ya kalau dikurangi gimana? Karena resikonya juga besar. Tapi aku bilang kalau bisa jangan, aku nggak mau, ini anak yang udah dititipkan Allah ke aku," kata Happy pada merdeka.com di RS Sarjito.
Akhirnya dengan berbagai syarat, Dokter memperbolehkan bayi tersebut dipertahankan.
"Harus intensif, berhati-hati, dilarang ini itu, bed rest pokoknya. Aku bilang aku sanggup, pasti bisa," ujarnya.
Sejak hamil dua bulan, Happy sudah meninggalkan semua pekerjaannya. Dia juga mematikan hanphonenya beberapa bulan. Supaya dia tidak kehilangan kontak dengan teman-teman, saudara dan rekan kerjanya, dia selalu mengupdate informasi kesehatannya lewat facebook.
"Aku tulis di status facebook, kalau ada perlu silahkan kontak suami saya. Jadi kalau ada apa-apa aku nggak kepikiran, suami yang urus, nanti dia sampaikan ke aku, seperlunya aja," jelasnya.
Usaha kerasnya untuk tidak bersibuk-sibuk dengan pekerjaan membuahkan hasil. Keempat bayinya bisa lahir dalam keadaan sehat tanpa kekurangan satu apapun.
"Jujur saja aku kan belum pernah hamil satu anak, ini langsung dapat anak empat, bayangin empat, senangnya. Nggak sia-sialah selama berbulan-bulan menahan diri untuk nggak ke mal atau kerja dan lainnya," urainya.
4.
Sebulan dirawat di RS Sarjito, Happy lahirkan bayi tabung kembar 4
Happy melahirkan empat bayi tabung kembar melalui operasi sesar di RS Sarjito, Selasa (26/1) siang sekitar pukul 11.30 WIB. Dari keempat bayi tersebut tiga berjenis kelamin laki-laki, satunya perempuan.
Keempat bayi tersebut lahir dalam kondisi sehat dengan masing-masing seberat 2 kg, 1,8 kg, 1,6 kg dan 1,3 kg.
Semula Happy tidak menyangka jika dia mengandung bayi kembar empat, pasalnya sebelumnya dia sudah mencoba tiga bayi tabung namun selalu gagal.
"Saya kaget sekaligus senang, setelah lima tahun menikah akhirnya punya anak, empat sekaligus lagi," katanya di RS Sarjito, Kamis (29/1).
Dalam proses kehamilan, dia sempat merasa khawatir. Pada kehamilan tiga bulan, perutnya sudah sebesar hamil sembilan bulan. Besarnya kandungan membuatnya harus beristirahat terus di rumah sampai akhirnya air ketubannya pecah pada usia kandungan 29 minggu.
Beruntung dia dan Heru Kunadi (34), suaminya segera ke rumah sakit. Dia pun harus tinggal di rumah sakit sekitar satu bulan sampai akhirnya melahirkan.
"Saya khawatir karena setelah diperiksa dokter ternyata yang bayi yang di bawah terhimpit, ketubannya pun tinggal satu centimeter tebalnya, akhirnya, pada usia kandungan 32 minggu lebih 5 hari di putuskan sesar," ujarnya.
Meski mengalami masa yang berat, dia mengaku lega keempat anaknya bisa lahir dalam keadaan normal. Padahal sebelumnya pembuahan bayi tabung yang dilakukannya sempat gagal beberapa kali.
Barulah ketika dia melakukan pembuahan bayi tabung di RS Siloam Surabaya pada bulan Juni 2014 lalu, dia langsung mengandung empat janin.
"Tiga kali melakukan itu di rumah sakit lain, pertama bulan Januari 2013, Februari lalu Maret, gagal semua. Yang keempat disuntik tiga sel telur, tapi kemudian salahnya membelah diri menjadi dua, jadi totalnya empat," jelasnya.
Keempat bayi kembar tersebut rencananya akan dinamai dengan nama Rabani, Habibi, Ghani dan Safea.
"Nanti yang jadi kakaknya Safea, yang perempuan, dia yang paling bawah terhimpit, dan yang beratnya 1,3 kilo. Saya sudah janji sama diri sendiri, nanti yang paling bawah yang selama ini ditendang-tendang yang lain, dia yang akan jadi tertua," tandasnya. (merdekadotcom)
Keempat bayi tersebut lahir dalam kondisi sehat dengan masing-masing seberat 2 kg, 1,8 kg, 1,6 kg dan 1,3 kg.
Semula Happy tidak menyangka jika dia mengandung bayi kembar empat, pasalnya sebelumnya dia sudah mencoba tiga bayi tabung namun selalu gagal.
"Saya kaget sekaligus senang, setelah lima tahun menikah akhirnya punya anak, empat sekaligus lagi," katanya di RS Sarjito, Kamis (29/1).
Dalam proses kehamilan, dia sempat merasa khawatir. Pada kehamilan tiga bulan, perutnya sudah sebesar hamil sembilan bulan. Besarnya kandungan membuatnya harus beristirahat terus di rumah sampai akhirnya air ketubannya pecah pada usia kandungan 29 minggu.
Beruntung dia dan Heru Kunadi (34), suaminya segera ke rumah sakit. Dia pun harus tinggal di rumah sakit sekitar satu bulan sampai akhirnya melahirkan.
"Saya khawatir karena setelah diperiksa dokter ternyata yang bayi yang di bawah terhimpit, ketubannya pun tinggal satu centimeter tebalnya, akhirnya, pada usia kandungan 32 minggu lebih 5 hari di putuskan sesar," ujarnya.
Meski mengalami masa yang berat, dia mengaku lega keempat anaknya bisa lahir dalam keadaan normal. Padahal sebelumnya pembuahan bayi tabung yang dilakukannya sempat gagal beberapa kali.
Barulah ketika dia melakukan pembuahan bayi tabung di RS Siloam Surabaya pada bulan Juni 2014 lalu, dia langsung mengandung empat janin.
"Tiga kali melakukan itu di rumah sakit lain, pertama bulan Januari 2013, Februari lalu Maret, gagal semua. Yang keempat disuntik tiga sel telur, tapi kemudian salahnya membelah diri menjadi dua, jadi totalnya empat," jelasnya.
Keempat bayi kembar tersebut rencananya akan dinamai dengan nama Rabani, Habibi, Ghani dan Safea.
"Nanti yang jadi kakaknya Safea, yang perempuan, dia yang paling bawah terhimpit, dan yang beratnya 1,3 kilo. Saya sudah janji sama diri sendiri, nanti yang paling bawah yang selama ini ditendang-tendang yang lain, dia yang akan jadi tertua," tandasnya. (merdekadotcom)