Beberapa bulan lalu film Ada Surga di rumahmu (ASDR) diisukan kental dengan kesyiahannya karena diproduseri oleh tokoh syiah Indonesia Haidar Bagir. Dengan hadirnya isu tersebut, Sutradara ASDR, Aditya Gumay, membuat klarifikasi seperti dimuat di laman Mizan Production. Benarkah Aditya membela Syiah? Berikut surat klarifikasi itu.
Menanggapi beredarnya LAGI isu tentang fitnah adanya muatan Syiah dlm film ada Surga di rumahku (krn akan ditayang ulang di RCTI) yg saya sutradarai dan di produseri oleh Ust Ahmad al Habsyi serta pak Haidar Bagir (yg di tuduh tokoh Syiah Ind) maka inilah jawaban saya :
Utk masalah syiah di film saya, Itu gosip yg tdk pernah kami (saya dan Mizan) tanggapi. Tapi sekarang Saya mau menjelaskan, supaya masyarakat tdk salah paham dan terhasut fitnah ttg Syiah tsb yg tidak ada seujung kuku pun tersirat di film Ada Surga di rumahmu (ASDR).
Saat isu merebak ketika film beredar pada april tahun 2015, saya malas menanggapi karena khawatir di anggap memanfaatkan Isyu utk promosi film. Sekarang krn film sdh tidak edar lg, saya baru mau bicara. Krn fitnah ini ternyata terus berkelanjutan. Kalau di anggap Mizan (pak Haidar Bagir, pengikut Syiah) saya sungguh meragukan hal itu. Saya telah memproduksi 2 film dng Mizan, Emak ingin Naik Haji (EINH) dan ASDR. Dlm proses produksi (pra, prod dan Pasca) saya sering berkumpul dng pak Haidar yg rendah hati, sholeh, berilmu luas, teliti, memiliki cita rasa seni yg tinggi dan kami sering sholat berjamaah dng cara …. SUNNI ! Demi Allah saya saksikan beliau menjadi imam sholat dng cara SUNNI. Kalau sbg penerbit beliau jg menerbitkan beragam buku termasuk buku ttg syiah, bukankah itu sbg bahan pengetahuan semua orang. Agar dpt belajar berbagai hal utk jadi pembanding dng semua aliran yg ada di agama Islam ?
Ketika saya dan rombongan kemendikbud yg saat itu menterinya masih pak NUH, membuat Pagelaran budaya di Iran. Salah satu acaranya memutar film saya ‘Emak Ingin Naik Haji’ yg ada adegan sholat cara sunni dan ada dialoog pembahasan ttg hadist, saya sdh cemas film saya akan di hujat dan di tinggalkan penonton yg mayoritas masyarakat Iran yg syiah, tp yg terjadi selesai film, banyak penonton memberi saya ucapan selamat (karena panitia memperkenalkan saya ke penonton sbg sutradara filmnya ) dan bahkan beberapa bapak (yg org iran) memeluk saya. Mrk menangis dan sangat terharu dng cerita film tsb. Hari berikutnya, saya sholat di masjid mrk dng cara Sunni. Tak ada satu pun yg menegur atau mengganggu saya.
Selanjutnya di hari berikut saya masuk toko utk beli air mineral, penjaga toko bertanya saya dr mana, saya jawab Indonesia. Dia tersenyum sambil bilang ‘ahaaa Sunni, Sunni” sambil menepuk pundak saya bersahabat. Well, apa tanggapanmu sahabat akhiratku dan sesama Sunni dng ceritaku itu ? Semoga kita terhindar jadi penyebar fitnah yang dosanya lebih kejam dr pembunuhan.
Audzubillahminzalik ! Kalau kawan2 mau share penjelasanku ini silahkan, ya. Agar ummat terhindar dr fitnah.
Aditya Gumay.