In Syaa Allah atau In Shaa Allah, Mana yang Benar?


Ternyata penulisan yang benar (jika ditulis dengan huruf biasa, bukan huruf arab) antara Insya Allah atau In Shaa Allah masih cukup sering dipertanyakan. Kesalahan dalam penulisan dikhawatirkan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan makna. Jadi, kita akan membahas mengenai hal ini.
Insya Allah berarti bahwa segala rencana kita hanya akan terlaksana jika Allah menghendakinya, sebuah keyakinan totalitas bahwa Tuhan Maha Berkuasa di atas segala rencana manusia.
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi,’ tanpa (dengan menyebut), ‘Insya Allah.’” [QS. Al-Kahfi: 23]
Seperti yang kita ketahui, bahwa bahasa Arab dan bahasa Indonesia tentu berbeda. Bila bahasa Indonesia disusun berdasarkan huruf alfabet A-B-C dan seterusnya, hal ini sama seperti bahasa Inggris. Sedangkan bahasa Arab tersusun dari huruf hijaiyah semisal ا (alif), ب (ba), ت (ta) dan seterusnya.
Perbedaan inilah yang akhirnya mengharuskan adanya transliterasi (penyesuaian penulisan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia), misalnya, kata الله dalam bahasa Arab, bila di-transliterasikan ke dalam bahasa Indonesia bisa jadi “Allah”, “Alloh”, “Awloh” atau apapun yang senada dengan bacaan asli Arabnya, tergantung kesepakatan transliterasi.
 Maka dalam hal ini:
إن = bila
شاء = menghendaki
الله = Allah
jadi artinya إنشاءالله = bila Allah berkehendak
Kembali ke transliterasi, bgaimanakah kesepakatan kita mau mentransliterasikan huruf ش jadi apa? “syaa” atau “shaa”?
Kalau di negeri dengan berbahasa Inggris, kata ش diartikan jadi “shaa”. Sedangkan di Indonesia transliterasi ش  adalah “syaa”.  
Di Indonesia, “shaa” sudah ditransliterasikan dari huruf ص.
Terkait tanggapan yang mengatakan “InsyaAllah” berarti artinya “menciptakan Allah”, yang satu ini beda lagi masalahnya karena إنشاء (menciptakan/membuat) beda dengan إنشاء (bila menghendaki). Pemakaiannya dalam kalimat berdasarkan kaidah bahasa Arab pun berbeda bunyinya,
bila إنشاءالله dibacanya “InsyaAllahu” (bila Allah menghendaki)
bila إنشاءالله dibacanya “Insyaullahi” (menciptakan Allah)
Jadi kesimpulannya:
Jika kita mengacu pada transliterasi bahasa Indonesia, maka yang sesuai adalah Insyaa Allah.
Adapun jika kita nulis menggunakan “Insya Allah”, atau “In Syaa Allah”, atau “In Shaa Allah” namun cara membacanya sama dengan versi arabnya, yang berarti “bila Allah menghendaki”, maka diperbolehkan. Untuk amannya, sebenarnya akan lebih baik jika menggunakan penulisan dengan huruf arab. 
Waallahu a’laam bishowab.
Referensi: dari berbagai sumber
Foto ilustrasi: google