Anak Negeri Juara Baca Al-Qur’an Internasional ini di Abaikan, Malah di Lirik Brunei



Satu persatu prestasi anak bangsa ditoreh di ajang internasional. Kali ini anak muda Aceh mencatat prestasi membanggakan di level internasional. Takdir Feriza Hasan, anak muda Aceh kelahiran 20 Juli 1986, berhasil menjadi juara pertama kompetisi membaca alquran di Istanbul, Turki.
Diajang Turkey International Holy Quran Memorization and Recitation Competition yang selenggarakan oleh Kementerian Agama Turki pada 6-12 Juli 2015 itu, Takdir Feriza memenangkan kategori tilawah dalam ajang yang diikuti 98 peserta dari 52 negara itu. Setelah Takdir, di urutan kedua dimenangkan oleh peserta dari Filipina. Sementara peserta dari Iran menduduki peringkat ketiga.
Usai tampil membaca Alquran, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan langsung mendaratkan sebuah kecupan di wajah Takdir. Erdogan pula yang langsung menyerahkan penghargaan untuk Takdir.
“Lon icom lee Erdoğan bang, leh kubeut dilikee gopnyan, kupegah awak Aceh, tsunami, tsunami (Saya dicium Presiden Erdogan usai mengaji di depan beliau, saya bilang orang Aceh, tsunami..tsunami, ” kata Taqdir lewat komunikasi via Facebook dengan Azwir Nazar, pemuda Aceh yang sedang kuliah doktoral di Turki namun sedang di Jakarta saat Takdir memenangkan perhelatan itu.
Lahir di Lampuuk, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Takdir telah menoreh segudang prestasi di bidang lomba baca alquran.
Pada 2007, Takdir meraih Juara I MTQ Tingkat Remaja Provinsi Aceh Tahun 2007 di Bireue. Setahun kemudian ia menyabet Juara III MTQN Mahasiswa di Pontianak (2008). Lalu, ia juga juara III PTQ RRI Nasional di Jakarta (2009), Juara III PTQ RRI Nasional di Bandung (2010), Juara MTQ Antarbank se-Indonesia di Palembang (2013), juara pertama Cabang Tilawatil Qur’an Dewasa Putra pada MTQ Provinsi Aceh ke-31 di Kota Subulussalam, 23-30 Juni 2013, juara pertama MTQ Internasional Antarbangsa Dunia Melayu Dunia Islam di Malaka, Malaysia, 26-28 Juli 2013 dan Juara III pada PTQ RRI Tingkat Nasional di Banda Aceh 14-18 Juli 2014.
“Lon icom lee Erdoğan bang, leh kubeut dilikee gopnyan, kupegah awak Aceh, tsunami, tsunami (Saya dicium Presiden Erdogan usai mengaji di depan beliau, saya bilang orang Aceh, tsunami..tsunami), ” kata Taqdir
Tak lama setelah memenangkan lomba di Turki, Takdir langsung dilirik Brunei Darussalam. Ia ditawarkan mengajar di sana. Tawaran itu tentu saja membuat Takdir goyah. Maklum, saat ini, ia masih bekerja sebagai tenaga honorer di Kantor Camat Krueng Barona Jaya, Aceh Besar.
“Bg ..alhamdulilah na tawaran dari brunai tuk ngajar ideh…..mdah mdahan go nyo nalah mebcut prhtian dri ureng tanyo..mngat bek tajak le kedeh..kiban??(Bang, alhamdulillah ada tawaran dari Brunei untuk mengajar di sana. Mudah-mudahan kali ini adalah sedikit perhatian dari orang kita..supaya tak perlu berangkat ke sana. Bagaimana?),” tulis Takdir meminta masukan dari Azwir Nazar.
Wajar saja Takdir goyah dengan tawaran dari Brunei itu. Pasalnya, selama ini dia merasa pemerintah kurang peduli terhadap mereka yang telah mengharumkan nama daerah lewat ragam prestasi.
“Saya sendiri berharap bisa menjadi PNS, namun hingga saat ini harapan itu masih sebatas harapan. Sudah sejak 2012 saya sebagai pegawai honor. Sementara usia terus bertambah. Saya ingin memiliki jaminan masa depan sambil terus berusaha menjadi kebanggaan bagi masyarakat dan negara ini,” katanya seperti dilansir Tribunnews.
Terlepas dari itu, keberhasilannya menggondol juara I lomba baca quran di Turki, memberi semangat baru bagi Takdir. Tadi malam, di laman Facebook-nya, ayah satu anak itu menulis satu paragraf penghargaan kepada orang-orang yang dicintainya.
“Trima kasih dan salam rindu buat ibu tercinta yg telah mengandung saya.memelihara saya dari kecil sampai dewasa tanpa di dampingi oleh Ayah yg telah dluan dibpanggil oleh sang pencipta pada usia 8 bln dalam kandungan..smga Allah mengampuni dosa dosa kedua org tua saya..ibuku adalah motivasi hidupku…dan kakek saya tercinta yg tlah memelihara saya dri kcil..smga mendapat tmpat yg layak disisiNya…kepada istri saya terima ksih tlah mendampingiku suka dan suka dalam bingkai rumah tangga yg sakinah mawadda warahmah.yg selalu mendukung perjuangan suami..kepada anak saya tersayang…kamu adalah semangatku fayza…..trima kasih jga kpada guru guru yg telah membimbing saya….hanya ini yg dapat saya persembahkan kepada kalian semua wahai org org yg ku sayaang dan kucinta….mdah2an Allah menjauhkan saya dari sifat ria dan takabur…sungguh Engkau ya Allah maha kuasa atas segalanya…Alhamdulillah wasyukrulillah…….trima kasih ya Allah atas karuniaMu,” ucapnya.
“Saya sendiri berharap bisa menjadi PNS, namun hingga saat ini harapan itu masih sebatas harapan. Sudah sejak 2012 saya sebagai pegawai honor. Sementara usia terus bertambah. Saya ingin memiliki jaminan masa depan sambil terus berusaha menjadi kebanggaan bagi masyarakat dan negara ini,” ujarnya. (eramuslim)