Lantunan Surat Ar Rahman itu terdengar begitu merdu. Bukan dari rekaman suara Syeikh Al Ghamidi atau Syeikh Sudais, tapi dari mulut seorang anak kecil bernama Muhammad Jundi Suhada.
Usia Jundi masih 8 tahun. Sekilas, dia memang tidak memiliki perbedaan dengan anak lain seusianya.
Tapi, ada satu hal yang membuat Jundi berbeda. Di usianya yang masih anak-anak, Jundi punya semangat untuk menghafal Alquran.
Dia punya kekhasan saat membaca Alquran. Kekhasan itu terletak pada suaranya yang merdu, hingga membuat hati luluh.
Jundi saat ini duduk di kelas IV SD. Dia tercatat sebagai salah satu santri Rumah Tahfiz Daarul Quran Yogyakarta.
Setiap hari, Jundi tinggal bersama ibunya, Nunuk, 30 tahun, di sebuah kontrakan yang terletak di Pengok, Yogyakarta. Rumah itu tidak jauh dari Stasiun Lempuyangan.
Sejak usia 4 tahun, Jundi tidak pernah melihat sosok sang ayah. Ini lantaran sang ayah pergi meninggalkan Jundi dan ibunya tanpa alasan yang jelas.
Sementara untuk membiayai hidup, Nunuk mengajar di sebuah Taman Kanak-Kanak (TK) yang tidak jauh dari rumah dia. Setiap hari, Nunuk juga mendidik Jundi dan membimbing membaca Alquran dimulai dari Iqro hingga Jundi mulai bisa membaca Alquran.
Jundi mulai menghafal Alquran saat duduk di bangku kelas I SD. Waktu itu, dia sanggup menghafal juz 30 hanya dalam waktu delapan bulan.
Setelah itu, dia mulai serius menghafal juz lain. Jundi pun berhasil menghafal juz 1 dan 2, sehingga dia punya hafalan 3 juz. Hafalan ini dia lakukan sendiri, dengan bimbingan sang ibu.
Jundi baru bergabung menjadi santri Daarul Quran awal 2014. Ini bermula ketika Nunuk mendapat kabar akan dibuka rumah tahfiz di Pengok, yang sebenarnya diperuntukkan bagi mahasiswa.
Nunuk kemudian mencoba mendaftarkan Jundi ke rumah tahfiz tersebut. Dia sadar rumah tahfiz itu sebenarnya bukan untuk anaknya, namun tetap berusaha agar anaknya tetap bisa mengaji.
Keinginan Nunuk terkabul dan Jundi diterima sebagai santri rumah tahfiz. Di bawah bimbingan Ustaz Salimin, Jundi mulai mengaji dengan terlebih dulu memperbaiki mahraj (cara baca) serta ilmu tajwid, untuk kemudian mulai menghafal Alquran.
"Sehari berusaha menghafal lima ayat," kata Jundi.
Sang pembimbing, Ustaz Salimin cukup kagum dengan Jundi. Menurut dia, Jundi anak yang luar biasa.
"Kemampuan menghafal dan semangatnya sangat tinggi. Surah Ar Rahman yang dibacakan baru dua hari dia coba menghafalnya," kata Salimin.
Kekhasan yang dimiliki Jundi membuat dia meraih banyak prestasi. Saat TK, Jundi menjadi juara lomba Azan. Jundi juga pernah menjadi juara tahzin dan prestasi paling baru adalah juara tahfiz untuk anak-anak se-Yogyakarta.
(Ism, Sumber: pppa.or.id )