MUI: Gafatar Aliran Sesat, Ini Sejarahnya


Warga Aceh demo gafatar pada Mei 2015 (habadaily.com)

Gafatar. Akhir-akhir ini, nama organisasi itu banyak disebut di media setelah hilangnya dokter Richa yang kemudian bisa ditemukan polisi.
Mencuatnya kasus dokter Richa akibat bergabung dengan Gafatar akhirnya membuka banyak informasi, termasuk dari mantan pengikut aliran itu. Tak ketinggalan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun segera memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang siapa sebenarnya Gafatar.
MUI Provinsi Nusa Tenggara Barat mengimbau masyarakat mewaspadai gerakan aliran itu karena merupakan aliran sesat.
“Kita berharap jangan ada orang NTB ikut kelompok itu. MUI pusat sudah menyatakan Gafatar itu kelompok sesat dan bukan gerakan organisasi Islam murni,” kata Ketua MUI NTB Saiful Muslim seperti dikutip Republika, Selasa (12/1/2016).
Saiful mengungkapkan, kelompok tersebut pernah mendatangi MUI NTB pada awal Januari 2015 agar diakui sebagai organisasi yang sah. Namun, usai diteliti dan diperiksa lebih lanjut, organisasi itu dinyatakan merupakan aliran sesat dan bukan organisasi Islam.
Karenanya Saiful mengimbau kepada seluruh MUI di 10 kabupaten/kota di NTB untuk berhati-hati dengan keberadaan kelompok aliran Gafatar serta melakukan koordinasi untuk langkah antisipasi di masyarakat.
Mengenai orang hilang akibat mengikuti kelompok tersebut seperti dialami dokter Richa, Saiful mengatakan di NTB dirinya belum mendapatkan laporan orang hilang.
Lebih jauh Saiful menambahkan, Gafatar pernah terdeteksi beraktivitas di wilayah Sesela, Kabupaten Lombok Barat. Namun, kini sudah tidak ada di sana sebab masyarakat sekitar menolak aliran tersebut.
Gafatar merupakan singkatan dari Gerakan Fajar Nusantara. Karena sudah dilarang dan dinyatakan sesat, organisasi itu disebut-sebut telah mengubah namanya menjadi Negara Karunia Semesta Alam (NKSA).
Sedangkan menurut Kapolda DIY Brigjen Erwin Triwanto kelompok itu juga disebut Negara Karunia Allah (NKA).
“Organisasi itu kan sudah dibubarkan MUI dan bermertamorfosis menjadi Negara Karunia Allah,” tandas Erwin.
Ketua MUI Lampung Utara Mughofir mengungkapkan sejumlah informasi tentang aliran sesan tersebut. Ia didirikan di Jakarta pada 14 Agustus 2011 atas prakarsa 51 orang pendiri. Secara resmi, Gafatar pusat dideklarasikan pada 21 Januari 2012 diikuti oleh 14 DPD setingkat provinsi.
Meskipun mengatasnamakan organisasi sosial, Gafatar ternyata adalah kelanjutan dari Millata Ibrahim yang memiliki doktrin keyakinan khusus dengan menggabungkan beberapa kitab suci. [Ibnu K/Bersamadakwah]