Setelah Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, tiga negara lain juga mengambil langkah serupa. Mereka adalah Bahrain, Sudan dan Uni Emirat Arab (UEA).
Bahrain memberi waktu 48 jam kepada para diplomat Iran untuk untuk meninggalkan kerajaan itu, seperti dilansir World Bulletin, Senin (4/1/2016).
Bahrain beralasan, keputusan mereka dipicu oleh aksi anarkis para teroris Syiah dan campur tangan dari Teheran terhadap urusan internal negara-negara Arab dan Teluk.
Sudan telah mengusir duta besar Iran dan memanggil pulang duta besarnya sendiri dari Teheran.
“Pemerintah Sudan mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran,” kata Kemenlu Sudan dalam sebuah pernyataan.
UEA, meskipun belum secara penuh memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, namun negara itu telah memutuskan untuk menarik duta besarnya dari Iran dan menurunkan jumlah “perwakilan diplomatik” di negara Syiah itu.
Seperti diketahui, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan pada hari Sabtu (2/1/2015) lalu telah mengeksekusi Nimr Al Nimr bersama 47 narapidana terorisme, termasuk anggota-anggota Al-Qaida. Nimr Al Nimr adalah tokoh syiah yang memiliki daftar panjang kejahatan di Arab, termasuk menghasut warga melawan pemerintah dan terlibat dalam aksi terorisme dengan sasaran pasukan keamanan dan warga sipil.
Mengetahui tokoh syiah dieksekusi, pemerintah Iran marah. Di Teheran, kantor kedutaan Arab Saudi diserang. Hal itu kemudian memicu pemerintah Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.