Bernama lengkap Raden Aryo, 40 tahun warga Karangpakis, Kabuh, Jombang yang sudah sepuluh tahun ini mengaku sebagai penerus Nabi Isa.
Bernama lengkap Raden Aryo, 40 tahun warga Karangpakis, Kabuh, Jombang yang sudah sepuluh tahun ini mengaku sebagai penerus Nabi Isa. Jari adalah nama alias dari Raden Aryo yang mengaku dirinya mendapat tugas khusus dari Tuhan.
Dilansir dari media setempat, Jari mengatakan, saat ini masih ada hal yang belum terungkap di dalam ajaran agama. Maka sudah menjadi tugas Jari untuk meluruskan nilai-nilai agama tersebut. "Kehadiran saya sebagai tanda akhir zaman. Saya diberi tugas meluruskan ajaran, " ungkap Jari.
Bapak dari dua anak ini juga bercerita mengenai awal mula mendapatkan wahyu dari Tuhan. Saat itu, Jari sedang melakukan salat malam. "Ketika sujud, dada saya serasa ditekan. Bersamaan dengan itu saya mendengar panggilan sebanyak 7 kali berupa awal Surat Yasin," ujar Jari yang merasa yakin mendapat petunjuk dari Tuhan.
Sebenarnya pengakuan Jari sempat mengejutkan warga pada tahun 2004. Ketika itu Jari masih menjadi santri di Pondok Pesantren di Desa Brangkal, Soko, Mojokerto. Kemudian Jari memutuskan pulang kampung dan mendirikan Pondok Pesantren bernama Kahuripan Ash-Shiroth di desanya.
Meski tempat kediaman Jari diberi tulisan pondok pesantren, namun tidak ada santri satu pun yang tinggal di lokasi tersebut. Lahan luas itu hanya ada tiga bangunan. Yakni, rumah keluarga Jari, kemudian sebuah bangunan rumah, dan sebuah masjid.
Dari pengakuan Jari, ia telah mempunyai 100 orang lebih pengikut. Namun ketika ditanya di mana pengikutnya, Jari mengatakan kalau pengikutnya hanya akan datang ke rumahnya pada tanggal 1 dan 15 untuk mengikuti pengajian. "Banyak, mereka datang dari Jombang, Mojokerto, Tuban, serta Madiun. Dalam pengajian rutin itu, saya sendiri sebagai pembicaranya," akunya.
Sementara itu, di tempat terpisah pihak Kementrian Agama telah memantau aktivitas Jari sejak sepuluh tahun yang lalu. Melalui lham Rohim, Penyelenggara Syariah, Kantor Kemenag Jombang, Kemenag bahkan pernah mendatangi Jari dan melakukan pendekatan persuasif. Namun tidak diindahkan oleh Jari dan jamaahnya.
"Waktu itu hanya meminta melepas ornamen wayang dan harimau yang ada di masjidnya, Namun kayaknya tidak dipedulikan," ujar Ilham.
Ilham menambahkan saat ini pihaknya telah menyodorkan berkas permasalahan tersebut ke Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kemenag belum berani memastikan bahwa ajaran pria itu sesat.
"Data-data sudah kita kumpulkan. Sedangkan kajian terhadap kelompok tersebut masih dalam proses. Kita juga melibatkan MUI, Kepolisian, serta Kesbangpol," ujar Ilham.
(war)