Sampul Alquran Bahan Terompet Berawal dari CV Aneka Ilmu, Ini Cerita Lengkapnya



Pemilik CV Aneka Ilmu Semarang, Suwanto mengatakan pihaknya menerima pesanan cetakan Alquran dan Juzz Amma dari Kementerian Agama RI pada masa menteri Suryadharma Ali (SDA). Pihaknya menerima order 1. 630.000 eksemplar Alquran dan 800 eksemplar Juzz Amma.

"Keseluruhan proyek itu seberat 80 ton," kata Suwanto di kantor MUI Jawa Tengah di Semarang, Rabu (30/12/2015).

Dalam pengerjaan proyek Alquran seharga Rp 19.850 per eksemplar itu ternyata mengalami kendala teknis. Suwanto mengatakan salah satu kendala karena belum adanya tanda tangan menteri karena sedang ke Tanah Suci.

"Yang harusnya jadi 23 Desember akhirnya minta waktu karena (nunggu) tanda tangan menteri juga," jelasnya.

Setelah proyek kembali berjalan, ternyata musibah menimpa CV Aneka Ilmu, pabrik mereka dilanda banjir. Padahal kala itu pengerjaan sudah mencapai 75%. Sebagian cetakan Alquran dan cetakan sampul terendam air dan rusak.

"Pas mau finishing 75% kena banjir, itu 23 Januari waktu Kiai Sahal meninggal. Pekerjaan mundur lagi. Yang kena banjir itu dua, yang sudah cetakan di dalam dan cover ada yang kena banjir. Itu (yang terkena banjir) langsung dimusnahkan. Yang baik masih 200 ribu lembar kira-kira  2 ton lebih. Itu kita simpan dulu, siapa tahu dapat proyek lagi dari Depag,  ternyata tidak dapat lagi," terangnya.

Menurut Suswanto, ada SOP atau aturan untuk memusnahkan limbah-limbah tertentu seperti Alquran, cetakan dari KPU, dan lainnya yaitu dengan dijadikan bubur kertas oleh pengepul, salah satunya Sunardi, warga Klaten yang sudah bekerjasama dengan CV Aneka Ilmu sejak tahun 1997.

"Kami sudah punya protap (prosedur tetap) kalau ada percetakan Alquran, pemilu, atau KPU  gitu yang reject dan rusak harus dibakar atau dimusnahkan masukkan dalam bak pembuat bubur kertas melalui pengepul. Ya termasuk sama yang sudah berhubungan baik itu, Pak Sunardi," ujarnya.

Selain menyerahkan ke Sunardi untuk dijadikan bubur kertas, limbah sampul Alquran itu juga dicicil oleh CV Aneka Ilmu untuk membuat Alquran dan beberapa disumbangkan ke masjid-masjid. Suswanto juga kaget ketika ada limbahnya yang ramai diberitakan menjadi terompet karena seharusnya sudah dimusnahkan oleh Sunardi.

"Daripada saya pikir itu terbuang, kita bikin, sumbangkan ke masjid. Kalau dikatakan saya menistakan agama, saya ini Bendahara MUI Jateng, mosok saya mau mencederai. Saya malah enggak tahu apa-apa, tahunya setelah rame-rame," tutur Suswanto.

Meski merasa bukan salahnya, Suswanto tetap meminta maaf kepada masyarakat muslim yang tersinggung dengan beredarnya terompet itu. Ia menegaskan tidak ada unsur kesengajaan membuat sampul Alquran menjadi terompet.

"Dalam hal ini saya merasa tidak ada unsur kesengajaan. Saya minta maaf sekali untuk seluruh umat muslim yang tersinggung. Saya sendiri juga umat muslim, mohon maaf sekali," tegasnya.


Sementara itu kuasa hukum CV Aneka Ilmu, Aan Tawli menambahkan awal mula terompet sampul Alquran tersebut yaitu ketika Sunardi alias Gendon menjualnya ke beberapa orang, padahal seharusnya dijadikan bubur kertas untuk didaur ulang.

"Petugas ketika menjual sisa cover sudah diingatkan ke Pak Sunardi, ini cover Alquran, harus segera dimusnahkan. Pak Sunardi sudah meyakinkan, siap," kata Aan.

Diduga Sunardi sendiri juga tidak mengetahui jika kertas yang dia jual lagi ke beberapa orang itu digunakan untuk membuat terompet.

"Pak Sunardi mengatakan tidak tahu akan dibuat terompet," tandasnya. 
(alg/try)