Dalam panggung sejarah, Islam sudah lama dikenal oleh penduduk Melayu.
Bahkan menurut Ustadz ‘Abdul Malik bin ‘Abdul Karim bin Amrullah rahimahullah atau yang lebih dikenal dengan Hamka, Islam sudah melebarkan sayapnya di bumi Melayu sejak abad pertama hijriah.
Kebanyakan orang berpikir kalau yang menjadi imam besar diMasjidil Haram hanya orang Arab saja. Namun anggapan hal itu tidak benar.
Ternyata warga Indonesia tepatnya putra Minangkabau, Sumatera Barat pernah didapuk sebagai imam, khatib dan bahkan menjadi guru besar di sana.
Beliau bernama Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimahullah.
Syaikh Khatib ini pernah menjadi imam besar di Masjidil Haram, Arab Saudi.
Tak hanya itu saja, beliau juga merupakan mufti bermahaz Syafi’I yaitu ulama yang memiliki wewenang untuk memberikan fatwa pada umat di akahir abad ke-19.
Beliau bernama lengkap Al ‘Allamah Asy Syaikh Ahmad bin ‘Abdul Lathif [bin ‘Abdurrahman] bin ‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz Al Khathib Al Minangkabawi [Al Minkabawi] Al Jawi Al Makki Asy Syafi’i Al Atsari rahimahullah.
Dikutip muslim.or.id Syaikh Ahmad Al Khathib dilahirkan di Koto Tuo, Desa Kota Gadang, Kec. Ampek Angkek Angkat Candung, Kab. Agam, Prov. Sumatera Barat pada hari Senin 6 Dzul Hijjah 1276 H bertepatan dengan 26 Mei 1860 M di tengah keluarga bangsawan.
Abdullah, kakek Syaikh Ahmad atau buyut menurut riwayat lain, adalah seorang ulama kenamaan. Oleh masyarakat Koto Gadang, ‘Abdullah ditunjuk sebagai imam dan khathib.
Sejak itulah gelar Khathib Nagari melekat dibelakang namanya dan berlanjut ke keturunannya di kemudian hari.
Beliau bisa menjadi imam besar di Masjidil Haram berawal saat dirinya pergi ke Kota Makkah pada saat itu usianya masih sangat mudi sekitar 9 tahunan.
Setelah tiba di Makkah, beliau berguru dengan beberapa ulama terkemuka. Saking fasihnya, Syaikh Khatib dianggap sebagai tiang tengah dalam mahzab Syafi’i.
Sehingga banyak murid mencapai ratusan ribu orang datang kepadanya untuk diajarkan fiqih Syafi’i.
Bahkan ada dua murid diantaranya terkenal di Indonesia yaitu Kyai Haji Hasyim Asy’ari yang mendirikan oragnisasi Nahdatul Ulama dan Kyai Haji Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah.
Syaikh Khatib tidak hanya menguasai ilmu fiqih saja melainkan ada banyak lagi yang dikuasainya.
Seperti sejarah, aljabar, ilmu falak, berhitung, dan bahkan geometri. Syaikh Khatib kecil belajar agama pada sang ayah yang bernama Syaikh Abdul Lathif.
Sejak dirinya masih kecil sudah bisa menghafal beberapa juz dalam Al-Qur’an dan khatam. Tapi sayangnya, pada 13 Maret 1916 Syaikh Khatib mengehembuskan nafas terakhirnya.
Meskipun beliau telah wafat, namanya akan selalu dikenang terutama bagi kalangan santri dan penerus mahzab Syafi’i.
Tapi tidak hanya mereka saja, kita sebagai bangsa Indonesia pun turut bangga pada beliau yang pernah menjadi imam besar pertama di Masjidil Haram. (*)