Cerita mahasiswi Undip jadi tukang ojek buat bantu orangtua



Julian Fikri Lestari atau yang akrab di panggil Kiki ini punya cara unik untuk mengisi waktu luang di sela-sela waktu perkuliahan. Bertumpuknya tugas-tugas dan padatnya jam kuliah menjadi rutinitas yang melelahkan bagi seorang mahasiswa. Namun berbeda dengan mahasiswi D3 Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Diponegoro (Undip) Kota Semarang ini, Kiki malah mengisi waktu luangnya dengan berkerja keras sebagai supir ojek wanita.

Wanita kelahiran Banjarnegara 18 Juli 1996 ini mengisi waktu luang di sela-sela waktu perkuliahan dengan menjadi pengendara ojek panggilan. Tapi, ojek yang dijalani Kiki bukanlah ojek yang berbasis online seperti yang terkenal saat ini. Ojek yang dijalani Kiki ialah ojek secara pribadi, bahkan Kiki menamakan ojeknya dengan Jukri-Jack.

"Biasanya penumpang secara langsung menghubungi saya, karena mayoritas penumpang saya mahasiswa yang ingin pulang ke kampung halaman maka tujuan yang biasa dipesan pengguna jasa saya yaitu terminal, stasiun, dan bandara dan bukan berati saya hanya melayani rute itu saja," kata Kiki kepada Merdeka.com, Selasa (5/1).

Menjadi pengendara ojek panggilan sudah dijalani Kiki sejak setahun belakangan ini. Menurutnya peluang usaha sebagai penyedia jasa transportasi yang murah meriah dan ramah lingkungan tapi menghasilkan penghasilan yang cukup lumayan.

Selain dapat menambah uang jajan juga dapat membantu mengurangi beban orangtua menjadikan Kiki memilih sebagai tukang ojek wanita. Walaupun sebagai sopir ojek wanita penghasilannya cukup lumayan namun Kiki lebih mementingkan kuliahnya.

"Kuliah itu sudah pasti prioritas saya, sebenarnya saya membuat Jukri-Jack ini lebih ke memanfaatkan pemberian orangtua. Karena saya kuliah diberikan kendaraan, bagi saya sayang sekali jika kendaraan ini hanya sebagai mobilitas saya tanpa mengahsilkan apapun. Pemikiran ini membuat saya membuat inisiatif sebagai sopir ojek wanita," ujar anak ke-2 dari 3 bersaudara dari pasangan Tukirman dan Ibu Tri Kurminarsih ini.