Pemerintah resmi menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per tanggal 5 Januari 2016 lalu. Namun warga kota Bontang, Kalimantan Timur, beberapa hari belakangan ini dibuat kesal dengan kelangkaan BBM di sejumlah SPBU. Seorang dokter cantik di kota Bontang itu, Indah Puspitasari, pun menuliskan surat terbuka ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) di laman akun Facebook-nya.
BBM di Bontang langka 2016 Merdeka.com
Dikutip merdeka.com dari laman facebook Indah Puspitasari, postingan surat terbuka dokter alumni Universitas Brawijaya Malang itu, diposting Rabu 6 Januari 2016 lalu pukul 12.46 Wita, berikut 3 foto suasana antrean kendaraan dan SPBU yang tutup lantaran ketiadaan BBM. Kini, surat terbuka Indah, jadi perbincangan netizen, membagikannya kembali ke dalam beragam media sosial.
Di awal suratnya, Indah mengucapkan selamat kepada Jokowi, yang baru-baru ini, menggelar syukuran terkait 7 bulanan atau mitoni menantunya, Selvi Ananda. Sebagai Presiden yang dikenal dekat dengan rakyatnya, Indah mengabarkan, kelangkaan BBM sudah terjadi 3 hari hingga dia posting surat di facebook-nya.
Di awal suratnya, Indah mengucapkan selamat kepada Jokowi, yang baru-baru ini, menggelar syukuran terkait 7 bulanan atau mitoni menantunya, Selvi Ananda. Sebagai Presiden yang dikenal dekat dengan rakyatnya, Indah mengabarkan, kelangkaan BBM sudah terjadi 3 hari hingga dia posting surat di facebook-nya.
BBM di Bontang langka 2016 Merdeka.com
Kesulitan BBM di kota Bontang, yang juga tempat beroperasinya 2 BUMN yakni PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Badak NGL, disayangkan Indah.
"Kalimantan Timur, salah satu provinsi yang katanya 'terkaya' dan 'penyumbang devisa' terbesar, ternyata mengalami kesulitan yang menurut saya mendasar sekali," demikian kata Indah dalam suratnya.
Respons netizen pun beragam. Namun demikian, tidak kurang dari 3.700 netizen, memberikan tanda jempol, menyukai postingan surat terbuka Indah kepada Jokowi.
Persoalan BBM sulit di kota Bontang, baik Pertamax, Premium dan Solar, memang bukan hal baru. Warga pun menilai, meski harga BBM naik dan turun, mereka tetap saja kesulitan membelinya di SPBU. BBM dalam pengiriman, dalam hal ini dari kota Samarinda yang berjarak tidak kurang 100 kilometer, merupakan alasan klasik.
"SPBU tutup, itu pasti stok kosong dan alasan di SPBU sedang dalam pengiriman. Jadi, wajar saja postingan Bu Indah itu buat Pak Jokowi," kata salah seorang warga Bontang, Jamaludin, dihubungi merdeka.com, Sabtu (9/1) petang.
Berikut petikan surat terbuka Indah Puspitasari, yang tinggal di kota Bontang dan bekerja di salah satu rumah sakit swasta di kota Bontang :
Surat Terbuka:
YSH Bapak Presiden Joko Widodo
Sebelumnya saya ucapkan selamat atas syukuran 7 bulanan anak Bapak.
Doa tulus saya Semoga semuanya sehat hingga lahiran nanti..
Sebelumnya izinkan saya memperkenalkan diri saya. Nama saya Indah Puspitasari, saya seorang dokter umum sekaligus Ibu dari 2 anak jagoan. Saya bekerja di salah satu RS swasta di Kota Bontang. Salam kenal, Pak.
Bapak Jokowi,
Sebagai Presiden yang dekat dengan rakyat, saya mau Bapak tahu apa yang kami alami di daerah dan mungkin juga di daerah lain di Indonesia.
Sudah sejak 3 hari ini kota Bontang selalu kekurangan BBM. Baik itu premium yang katanya untuk rakyat kurang mampu,maupun jenis BBM lainnya spt Pertalite dan Pertamax. Akibat keadaan ini, SPBU yang berjumlah 5 lokasi, selalu terjadi antrian panjang. Bukan itu saja, seringnya malah stok BBM habis dengan alasan kuota.
Saya bukannya rakyat yang senang berdiri di atas penderitaan orang lain. Saya masih tahu diri dengan mengisi BBM kendaraan saya dengan pertalite ataupun pertamax. Namun kedua jenis BBM yang harganya lumayan mahal tersebut juga sering sulit kami dapatkan.
Kondisi ini membuat para pengguna Pertalite ataupun Pertamax beralih menggunakan Premium. Hal ini memperparah kondisi antrian Premium dan membuat Program Premium yang katanya hanya untuk masyarakat kurang mampu tidak berjalan. Dan ini bukan kesalahan rakyat, Pak.
Asal Bapak tahu, di Kota Bontang tidak banyak pilihan kendaraan umum, Pak. Mungkin di daerah seperti Pulau Jawa-Bali, ada Bussway, commuter, becak, delman, ojek, taxi, angkot, dan bus kota gampang ditemukan. Namun tidak dengan kota kami, Khas kota kecil. Sehingga satu-satunya kendaraan pilihan kami ya hanya kendaraan pribadi.
Kami cukup tahu diri,Pak. Dengan berusaha tidak menghambur-hamburkan BBM di mobil kami. Kami biasakan berangkat kerja dan mengantar anak sekolah (keduanya sekolah di SD yang sama) dengan 1 kendaraan. Hal ini kami lakukan demi mendukung program Pemerintah dan semoga juga dilakukan orang lain.
Tapi tindakan ini bikin saya hopeless karena tetap saja kota Bontang sering susah BBM. Seperti saat saya tulis surat terbuka ini,saya dengan sangat terpaksa meninggalkan jam kerja dan mengantre di satu-satunya SPBU yang masih menyediakan Pertamax sedangkan BBM jenis lain sudah ludes sejak semalam. Apalagi SPBU lain yang juga sudah tutup sejak kemarin dengan alasan kuota.
Huuuffhh... Kalimantan Timur, salah satu provinsi yang katanya 'terkaya' dan 'penyumbang devisa terbesar' ternyata mengalami kesulitan yang menurut saya mendasar sekali.
Mungkin di pulau Jawa-Bali, tidak pernah mengalami kelangkaan BBM ataupun mati listrik. Tetapi di sini maupun di Bagian Indonesia lain mati lampu adalah kawan sehari-hari. Hal ini menggelitik ingatan saya terhadap perkataan salah satu kawan saya "Indonesia itu dari Sabang sampai Merauke. Tapi, Indonesia Raya hanya ada di Jawa-Bali "
Apakah jargon ini benar, Pak?
Maka kalau ini tidak benar, bantulah hidup kami menjadi lebih tenang dan nyaman tinggal di luar pulau Jawa-Bali. Bukan dengan BLT ataupun sumbangan tetek bengek. Melainkan dengan melancarkan stok BBM dan listrik sehingga kami merasakan kenyamanan yang sama yang dirasakan masyarakat yang tinggal di Jawa-Bali.
Demikian Surat ini saya sampaikan, Pak. Mohon maaf apabila dalam penyampaian saya ada yang kurang berkenan. Semata-mata karena saya, maupun masyarakat lain juga sama-sama rakyat Indonesia. Punya hak dan kewajiban yang sama dengan rakyat di Jawa-Bali.
"SPBU tutup, itu pasti stok kosong dan alasan di SPBU sedang dalam pengiriman. Jadi, wajar saja postingan Bu Indah itu buat Pak Jokowi," kata salah seorang warga Bontang, Jamaludin, dihubungi merdeka.com, Sabtu (9/1) petang.
Berikut petikan surat terbuka Indah Puspitasari, yang tinggal di kota Bontang dan bekerja di salah satu rumah sakit swasta di kota Bontang :
Surat Terbuka:
YSH Bapak Presiden Joko Widodo
Sebelumnya saya ucapkan selamat atas syukuran 7 bulanan anak Bapak.
Doa tulus saya Semoga semuanya sehat hingga lahiran nanti..
Sebelumnya izinkan saya memperkenalkan diri saya. Nama saya Indah Puspitasari, saya seorang dokter umum sekaligus Ibu dari 2 anak jagoan. Saya bekerja di salah satu RS swasta di Kota Bontang. Salam kenal, Pak.
Bapak Jokowi,
Sebagai Presiden yang dekat dengan rakyat, saya mau Bapak tahu apa yang kami alami di daerah dan mungkin juga di daerah lain di Indonesia.
Sudah sejak 3 hari ini kota Bontang selalu kekurangan BBM. Baik itu premium yang katanya untuk rakyat kurang mampu,maupun jenis BBM lainnya spt Pertalite dan Pertamax. Akibat keadaan ini, SPBU yang berjumlah 5 lokasi, selalu terjadi antrian panjang. Bukan itu saja, seringnya malah stok BBM habis dengan alasan kuota.
Saya bukannya rakyat yang senang berdiri di atas penderitaan orang lain. Saya masih tahu diri dengan mengisi BBM kendaraan saya dengan pertalite ataupun pertamax. Namun kedua jenis BBM yang harganya lumayan mahal tersebut juga sering sulit kami dapatkan.
Kondisi ini membuat para pengguna Pertalite ataupun Pertamax beralih menggunakan Premium. Hal ini memperparah kondisi antrian Premium dan membuat Program Premium yang katanya hanya untuk masyarakat kurang mampu tidak berjalan. Dan ini bukan kesalahan rakyat, Pak.
Asal Bapak tahu, di Kota Bontang tidak banyak pilihan kendaraan umum, Pak. Mungkin di daerah seperti Pulau Jawa-Bali, ada Bussway, commuter, becak, delman, ojek, taxi, angkot, dan bus kota gampang ditemukan. Namun tidak dengan kota kami, Khas kota kecil. Sehingga satu-satunya kendaraan pilihan kami ya hanya kendaraan pribadi.
Kami cukup tahu diri,Pak. Dengan berusaha tidak menghambur-hamburkan BBM di mobil kami. Kami biasakan berangkat kerja dan mengantar anak sekolah (keduanya sekolah di SD yang sama) dengan 1 kendaraan. Hal ini kami lakukan demi mendukung program Pemerintah dan semoga juga dilakukan orang lain.
Tapi tindakan ini bikin saya hopeless karena tetap saja kota Bontang sering susah BBM. Seperti saat saya tulis surat terbuka ini,saya dengan sangat terpaksa meninggalkan jam kerja dan mengantre di satu-satunya SPBU yang masih menyediakan Pertamax sedangkan BBM jenis lain sudah ludes sejak semalam. Apalagi SPBU lain yang juga sudah tutup sejak kemarin dengan alasan kuota.
Huuuffhh... Kalimantan Timur, salah satu provinsi yang katanya 'terkaya' dan 'penyumbang devisa terbesar' ternyata mengalami kesulitan yang menurut saya mendasar sekali.
Mungkin di pulau Jawa-Bali, tidak pernah mengalami kelangkaan BBM ataupun mati listrik. Tetapi di sini maupun di Bagian Indonesia lain mati lampu adalah kawan sehari-hari. Hal ini menggelitik ingatan saya terhadap perkataan salah satu kawan saya "Indonesia itu dari Sabang sampai Merauke. Tapi, Indonesia Raya hanya ada di Jawa-Bali "
Apakah jargon ini benar, Pak?
Maka kalau ini tidak benar, bantulah hidup kami menjadi lebih tenang dan nyaman tinggal di luar pulau Jawa-Bali. Bukan dengan BLT ataupun sumbangan tetek bengek. Melainkan dengan melancarkan stok BBM dan listrik sehingga kami merasakan kenyamanan yang sama yang dirasakan masyarakat yang tinggal di Jawa-Bali.
Demikian Surat ini saya sampaikan, Pak. Mohon maaf apabila dalam penyampaian saya ada yang kurang berkenan. Semata-mata karena saya, maupun masyarakat lain juga sama-sama rakyat Indonesia. Punya hak dan kewajiban yang sama dengan rakyat di Jawa-Bali.
Laporan Nur Aditya