Senyum sudah tersungging dari bibir pasangan Cahyo Kustaman (33) dan Dwi Purwanti (32). Keduanya adalah orangtua dari Adelia Dwi Cahyo (14 bulan). Adelia menjadi pasien pertama yang berhasil menjalani operasi transplantasi hati di rumah sakit tersebut.
Akan kuberikan sebagian hatiku untuk buah hatiku. Bagi Dwi, kalimat itu bukanlah kalimat kiasan, namun Dwi benar-benar memberikan sebagian hatinya kepada anaknya dalam sebuah operasi medis.
"Alhamdulillah sehat, ibunya sehat, Adel juga sudah sehat dan sudah bisa kembali seperti sebelum operasi senyum-senyum bisa kedip-kedip juga," cerita Cahyo, di Paviliun Amarta RSUP dr Sardjito Yogyakarta Kamis (19/11).
Anak keduanya tersebut masih mendapatkan perawatan intensif di Ruang PICU dan hanya bisa dijenguk sesekali. Diperkirakan satu bulan lagi baru diperbolehkan pulang.
Dwi sangat lega dan bersyukur sudah melewati periode hidup yang cukup menegangkan. Dia juga merasa sehat walaupun sebagian hatinya berkurang karena harus diberikan ke sang buah hati.
Seusai memastikan dirinyalah yang akan menjadi donor untuk sang buah hati, hampir setiap hari Dwi memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya dan anaknya. "Takut mesti ada, apalagi ini operasi besar dan rumit, hampir setiap malam saya memikirkannya," ceritanya.
Namun dia bertekad akan melakukannya untuk sang buah hati. Makin mendekati hari operasi, hatinya makin mantap. Tidak ada lagi rasa ketakutan. Dwi menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa.
Tibalah hari yang sudah ditentukan yaitu Rabu (11/11). Mereka sekeluarga datang ke ruang operasi di RSUP Sardjito. Dwi masuk lebih dahulu sekitar pukul 06.00 WIB, menyusul Adel sekitar 07.00 WIB. Keduanya dioperasi di ruang berbeda dalam satu lantai.
"Saya gak kemana-mana dan gak tidur selama mereka operasi 16 jam itu. Hanya terus berdoa, ya campur-campur perasaannya," cerita Cahyo.
Sekitar pukul 18.30 WIB Dwi akhirnya keluar dari ruang operasi dan dinyatakan berhasil. Namun Cahyo belum bisa tenang karena sang anak belum selesai menjalankan operasinya. Kekhawatiran Cahyo bertambah karena beberapa menit usai istrinya keluar dari ruang operasi, gempa melanda wilayah Yogyakarta.
"Saya kan di lantai 3 jadi memang kerasa banget, tapi ya saya sudah dibilang dokter untuk tetap tenang. Saya nggak panik cuma badan dan tangan saya pepetin tembok. Untungnya gempanya langsung selesai," ujarnya.
Kamis (12/11) sekitar pukul 01.00 WIB akhirnya tim dokter selesai menjalankan prosedur operasi dan menyatakan operasi berhasil. "Saya ke tempat istri saya, tak lama kemudian dia sadar dan langsung bertanya 'Denok piye?' cuma tak jawab 'Wis rapopo' ," ceritanya.
Catur Waskito Edy / Tribun