Pebisnis Muda ini Berhasil Meraup Omzet Rp 30 Juta Per Bulan dari Es Krim


Rofidah Sa diyah (23) pengusaha muda yang sukses dengan bisnis es krimnya.

Rofidah Sa'diyah (23) pengusaha muda asal Depok, Jawa Barat ini sukses karena bisnis es krim, yang baru ditekuninya, Mei 2015.

Kisah sukses itu dibuktikan dengan keberhasilannya meraup omzet minimal Rp 30 juta per bulannya.

Sehingga, hanya butuh waktu sekitar empat bulan untuknya bisa balik modal yang dipinjamkan oleh orangtuanya.

Gadis yang biasa dipanggil Rofi ini menceritakan, berbekal dari kecintaannya berwisata kuliner, dirinya akhirnya tergerak untuk membuat bisnis kulinernya sendiri.

"Karena memang suka kuliner, makanya buat usaha kuliner. Saya memilih es krim karena es krim itu disukai oleh semua orang dari usia anak-anak sampai orang dewasa," ujarnya ketika ditemui Warta Kota di Depok, Rabu (13/1/2016).

Lulusan Universitas Gunadarma Depok itu mengaku, untuk menciptakan bisnisnya itu ia mendapatkan bantuan modal dari orangtuanya sekitar Rp 120 juta.

Uang modal tersebut kemudian diinvestasikannya dengan membeli mesin pembuat es krim bekas dari tempat makan waralaba.

Selain itu, uang tersebut juga digunakan untuk membeli freezer atau lemari pendingin ukuran besar untuk menaruh bahan baku yang juga didapatkan dari salah satu produsen es krim merek terkemuka di Indonesia.

"Meskipun mesin es krim bekas, tetapi kualitasnya masih bagus. Selain itu juga teknisinya masih memberikan servis berkala tiap 3 bulan sekali. Sehingga, hasil es krimnya sama dengan yang dijual di tempat waralaba, es krimnya juga lembut karena terbuat dari susu murni," ungkapnya.

Gadis kelahiran 21 Maret 1993 itu mengatakan, dirinya memilih untuk berjualan di rumahnya yang terletak di sekitar Jalan Margonda Depok. Sebab, dari segi lokasi, selalu ramai karena berdekatan dengan kantor, kampus, serta sekolah.

"Kalau mau buka usaha kuliner, jangan memilih yang di dekat sekolah tapi pastikan tempat usaha itu ramai, karena kalau di dekat sekolah, ketika sekolah libur maka bisnis kita sepi," ujarnya.


Jenis Es Krim

Rofi yang baru akan diwisuda pada April 2016 itu mengungkapkan, ada beberapa jenis es krim lembut yang dijual.

"Ada sekitar tujuh jenis ya, es krim spageti, cone, float, es krimpot dan kuburan yang sedang terkenal itu, waffle, dan lain-lain," terangnya.

Selain itu, dia juga menyediakan es krim untuk orang yang akan punya hajat seperti sunatan, pernikahan, atau pesta lainnya dengan minimal pesanan 300 cup.

Es krim yang dijualnya sehari-hari dihargai per cup Rp 3.000, es krim spagheti Rp 8.000, dan untuk es krim pot dan kuburan Rp 10.000.

Sementara, untuk keperluan hajatan (partai besar), per cupnya dia jual dengan harga Rp 2000.

Ia mengaku per harinya bisa menjual hingga 20 liter bahan baku.

"Agak susah untuk menghitung berapa per cup yang dijual per harinya. Yang bisa dihitung itu per liter bahan bakunya. Seminggu bisa 60-80 liter bahan baku," katanya setelah menghitung-hitung.

Selain di Jalan Margonda, Rofi dan keluarganya juga mengelola sebuah tempat makan di Meruyung, Depok.

Di sana, dia juga mempunyai sebuah mesin es krim dan menjual beberapa jenis makanan.

Ke depan, ia berharap tempatnya itu bisa menjadi cafe yang menyediakan makanan-makanan yang lebih lengkap.

Saat ini, gadis yang pernah berkuliah di jurusan Sistem Informatika itu bahkan sudah memiliki empat orang anak buah untuk membantunya mengoperasikan bisnisnya.

"Anak buahnya sudah ada empat. Di sini (Margonda) dua dan di Meruyung ada dua, intinya memang awalnya bagaimana bisa kerja sendiri dan juga membantu memberdayakan orang lain supaya tidak menganggur," ungkapnya.

Tidak ingin berhenti di situ, Rofi juga mengajak teman-temannya untuk memulai usaha.

"Saya ajak teman untuk join pada Februari nanti, kami akan membuat usaha teh poci dengan berbagai rasa. Insya Allah, akan laku karena saya lihat cukup banyak peminatnya," kata gadis yang pandai membidik peluang usaha ini.

Rofi sendiri mengikuti jejak orangtuanya yang wirausahawan. Ia mengaku awalnya saat baru lulus sempat ingin mendaftar bekerja.

Namun karena melihat gaji yang dibayarkan perusahaan hanya sebulan sekali, ia memilih membuka usaha dan menjadi bos bagi dirinya sendiri dan juga orang lain.

"Iya kalau kerja sebulan hanya penghasilan Rp 3 juta, tetapi saya bisa dapat lebih dari itu per bulannya. Makanya saya ingin mengembangkan lagi bisnis saya sekaligus membuat orang lain bisa merasakan manfaatnya," ucap gadis berkerudung itu.(wartakota)