Ayah, Taruhlah Gadgetmu Saat Tiba di Rumah



DI era modern ini hidup kita tak bisa terlepas dari yang namanya gadget. Terkadang ketergantungan seseorang akan gadget berdampak pada hubungan sosialisasi yang sebenarnya. Begitu pula di lingkup keluarga, aktifitas padat seorang ayah di kantor membuat minim waktu buat rehat. Berangkat pagi- pagi sekali di saat anak-anak masih terlelap. Pulang kantor tiba di rumah hanya kelelahan yang tersisa. Tak jarang para ayah memanfaatkan moment ini dengan istirahat di kamar sambil bermain gadget.

Entah itu browsing, main game, chatting sesama teman via jejaring sosial dan aktifiti lain yang terpampang lengkap di gadget.
Kadangkala tak terasa sampai hari menjelang malam ayah masih sibuk dengan gadgetnya. Matanya terlalu berat untuk berpaling dari layar gadget. Gadget betul-betul menghinoptis tanpa perlu media penghipnotis seperti di acara Uya Kuya.
Hal semacam ini sangat berdampak pada hubungan antara ayah dengan anak, juga hubungan ayah dengan ibu. Komunikasi semakin berkurang. Ayah menjadi jarang bercengkerama dengan anggota keluarga yang mengakibatkan hubungan antara ayah, ibu dan anak menjadi renggang. Tentunya anak juga rindu berdekatan dengan ayahnya. Menceritakan tentang teman-temannya di sekolah ,tentang pelajaran yang ia dapatkan di sekolah, tentang guru baru yang ramah dan sebagainya.

Ibupun tentu juga demikian ingin berbagi cerita perihal harga cabe yang makin melonjak, eksekusi brownies coklat yang gagal, ataupun cerita-cerita lain yang barangkali dianggap tidak penting bagi seorang ayah. Tapi bagi seorang ibu didengarkan saja itu sudah nilai kepuasan tersendiri, yang secara kodrat perempuan memang suka didengarkan.

Ibu juga pasti ingin mendengar cerita dari ayah tentang bagaimana suasana di kantor ayah hari ini. Gimana dengan target yang sudah ditetapkan apa sudah tercapai dan lain sebagainya. Bukan berarti seorang ibu selalu ingin tahu masalah pekerjaan ayah di kantor akan tetapi dengan ayah berbagi cerita sedikit akan membuat ibu merasa dihargai.

Anak tentunya sangat menunggu momen kebersamaan dengan ayahnya. Meskipun istilahnya cuma sekedar menemani menonton tivi ( acara yang mendidik) dan berikutnya diobrolin bersama anak. Berdiskusi secara santai akan membuat anak merasa pemikirannya diapresiasi. Walaupun pola pikir anak masih polos tapi disitulah semakin dipupuk dengan perbincangan yang berkwalitas dengan orangtua maka imajinasi anak akan semakin berkembang.

Pun apabila saat anak antusias menceritakan atau bertanya tentang sesuatu yang tidak dimengerti bolehlah ayah menjawab pula dengan wajah sumringah. Tataplah anak bukan sambil menatap gadget. Anak merasa diabaikan untuk itu ayah.

Sungguh kebersamaan bersama ayah di rumah amat dinanti oleh ibu dan anak-anak. Oleh karena itu, wahai para ayah simpan dulu gadgetmu di tempat yang bener-bener tidak terlihat jika sedang ada di rumah. Agar ayah tidak terusik untuk memainkannya. Berikan waktumu hanya untuk keluargamu di rumah, ayah. []