Dalam sebuah debat di Oxford Union pada 11 Februari 2011, banyak intelektual yang bertanya kepada Dr Zakir Naik. Mulai dari pengacara, sejarawan hingga teolog.
Ada juga sekretaris Oxford Union yang bertanya tentang hijab. “Dalam salah satu pidato Anda, hijab dapat melindungi wanita. Bukankah itu sesuatu yang mengekang wanita untuk mengambil keputusannya sendiri. Bagaimana Anda menjawabnya?”
Jawaban Dr Zakir Naik
Pertanyaan Saudari ini bagus. Terkait perkataan saya, hijab dibutuhkan oleh wanita. Bukankah itu merendahkan dan mengekang wanita?
Jika Anda membaca Al Qur’an, Al Qur’an menganjurkan untuk berhijab. Wanita harus tertutup kecuali wajah dan telapak tangan. Hal ini untuk kesopanan.
Dan sebenarnya tidak hanya dalam Al Qur’an. Tetapi juga dalam Injil. Jika Anda baca Injil dalam 1 Timotius 2: 9, dikatakan bahwa “Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berpakaian tertutup, sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal”
Lebih jauh juga tercantum dalam 1 Kor 11:6 “Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah dicukur habis. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahawa rambutnya dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.”
Akan tetapi saya tidak setuju dengan pencukuran habis ini, saya hanya mengutipnya dari Injil.
Sama juga jika kita baca Veda, kitab itu juga menyatakan wanita harus menutup rambutnya.
Jadi semua kitab suci agama-agama mengatakan agar wanita menutupi kepalanya. Untuk kesopanan, bukan untuk merendahkan.
Lalu Dr Zakir Naik mengutip beberapa berita dan artikel dari Sunday Times, bahwa pakaian yang terbuka dan tidak sopan memang secara empiris berdampak pada resiko pelecehan. Dan hal itu terjadi di Inggris.
Jawaban Dr Zakir Naik membuat Sekretaris Oxford Union tersebut tampak tersenyum puas, bahkan beberapa kali terlihat ia tertawa.
Pada video ini, tanya jawab antara Sekretaris Oxford Union dan Dr Zakir Naik bisa dilihat mulai menit ke 10.